PASURUAN, TALIGAMA NEWS – Menjadi Kepala Desa (Kades) 3 periode tidaklah mudah kalau tidak dibilang sangat sulit, karena faktanya, di banyak desa, para Kades tumbang di tengah jalan, gagal melewati rintangan politik akibat banyak faktor diantaranya tidak memuaskan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat selama menggerakan ‘roda’ pembangunan, yang berakibat pada melemahnya dukungan suara.
Namun demikian, tidak sedikit Kades yang berhasil melewati rintangan menuju 3 periode, bahkan konon ada yang didaulat menjadi Kades seumur hidup, walau terbentur regulasi yang membatasi masa jabatan Kades maksimal 3 periode.
“Seorang Kepala Desa agar dapat mencapai 3 periode, kata kuncinya adalah pemeliharaan basis suara pendukung, selain harus menjaga nama baik, selalu berbuat baik, juga jangan pernah menyakiti masyarakat. Jikapun karena khilaf pernah menyakitinya, maka wajib hukumnya untuk segera mendatanginya dan meminta maaf,” ungkap HAMIM saat ditemui di kantornya, Desa Kendang Dukuh, Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan, Sabtu,(02/04/2022)
“Membangun desa bersama-sama Masyarakat, transparan, keterbukaan dan kompak hingga sekarang menjalani ketiga kalinya,” ungkap Wahyu.
Masih menurut HAMIM, dalam Pilkades, uang bukan segalanya, karena nama baik di dalam dan diluar keluarga itu lebih berharga dari nilai rupiah. “Rapatkan barisan keluarga serta tetangga, dan jangan ada yang tersakiti. Ini sangat penting, karena masyarakat akan menilai dengan logikanya, bagaimana bisa mengutur warga se desa, apabila mengurus keluarga dan tetangganya saja tidak berhasil. Bagaimana dapat mengayomi masyarakat banyak, sedangkan terhadap seorang warga saja pernah menyakiti”.
“Rangkul orang terdekat dan jalin hubungan lebih baik, bila perlu, dijadikan tim. Ingat, terhadap tim harus terbuka, ini bentuk pemeliharaan suara agar tidak berpaling kepada lawan politik. Selanjutnya bila terpilih, selama menjabat, beri pengertian kepada staff, agar mereka bersinergi dan solid. Ingat yang paling tahu kelemahan kinerja kita pastinya adalah orang terdekat yaitu Staff. Beri pemahaman pada mereka bahwa tidak ada orang yang sempurna dengan kebaikannya, dan menjelekan Kades kepada orang lain, dapat berakibat pada kejelekan desa secara umum, dan pada ahirnya kita sendiri yang akan ikut malu” terang HAMIM.
“Sukanya menjadi Kades 3 Periode, karena menjadi kebanggan tersendiri telah mengabdi dan dipercaya masyarakat. Apalagi di Desa Kendang Dukuh ini, saya berhasil memecahkan record menjabat Kades 3 Periode,” ungkap HAMIM.
Sedangkan dukanya, masih menurut HAMIM, diantaranya belum maksimal memenuhi keinginan masyarakat, karena pasti ada saja yang belum terpenuhi, mengingat perkembangan tuntutan dan kebutuhan warga, sementara selaku Kepala Desa tidak dapat berbuat banyak, berbeda dengan dulu masih berlaku otonomi murni, sekarang semuanya terikat oleh peraturan pemerintah.
Pada masa darurat Covid-19 ini, lebih banyak musibah warga sakit hingga meninggal, dan ini merupakan bagian dari duka seorang Kepala Desa, selain banyak prihatin, juga anggaran banyak tersedot oleh pencegahan dan penanggulangan dampak covid-19.
“Bagi saya menjadi Kades 3 periode ini sangat mengesankan karena selama ini hidup saya banyak menghabiskan waktu di kantor desa, dan menjadi Kepala Desa 3 periode, tentunya sangat indah dan tidak akan terlupakan,” ungkapnya.(bakar/Yanto)