PASURUAN, TALIGAMA.COM – Duduk di antara dua tiang pagar pembatas perlintasan rel kereta yang hanya muat diisi satu orang, Paidi (50) tak melepaskan sedikit pun pandangannya mengawasi kereta api yang melintas di palang pintu Sedarum, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan Jawa Timur.
Paidi bersama anggota Polsek Nguling, saat ditemui awak Media TALIGAMA NEWS. di lokasi jaga di perlintasan rel kereta api di Desa Sedarum.

Meski pengelihatannya sudah tak sejernih dahulu, namun pria parubaya itu nampak fokus memastikan pejalan kaki yang hendak menyeberang rel kereta api selamat dari maut.
Pasalnya, tempatnya menjaga itu merupakan sebidang perlintasan rel kereta api tanpa palang pintu.
Ditambah lagi, lokasinya akses keluar masuk warga sekitar banyak pejalan kaki yang berlalu lalang dan melintas lewat jalur tersebut.
Acapkali, beberapa orang yang ngeyel tetap menerobos masuk hingga nyaris tertabrak kereta yang melintas, meski sudah berusaha dihalangi.
Paidi pun dengan sigap menarik orang itu dan menyelamatkannya. Tak peduli sumpah serapah apa yang mampir di telinganya, Paidi tetap berupaya menyelamatkan setiap orang yang ‘ngeyel’ tersebut.
“Hati-hati, ya. Awas jangan meleng. Hati-hati. Awas tersandung,” begitu kata Paidi saat mengawal setiap pejalan kaki yang hendak menyeberang, Sabtu (29/07/2023).
Hal itu dilakukan Paidi selama Bertahun tahun tahun lamanya tanpa pamrih. Dia juga tak pernah memaksa orang yang sudah dibantunya untuk memberinya upah.
Sekadar ucapan ‘terima kasih’ atau untaian doa diterimanya dengan lapang dada. Dia mengaku ikhlas membantu tanpa berharap imbalan besar.
Harapan besar untuknya, Paidi dan warga Sedarum hanya berharap agar dibuatkan palang pintu dari PT KAI dan bisa terus menghidupi anak dan cucunya, bisa bekerja seterusnya untuk membantu yang akan melintas di palang pintu rel kereta api. (Bakar)