LSM Trinusa Jatim: Aspirasi Warga Penting, Tapi Menurunkan Gubernur Bukan Jalan Tepat

Daerah, Jawa Timur47 Dilihat

Taligama.id – Surabaya, 22 Agustus 2025 — Menyikapi merebaknya isu aksi demonstrasi bertajuk “Turunkan Gubernur Jawa Timur” yang direncanakan pada 3 September mendatang, Ketua DPD LSM Trinusa Jawa Timur, Haji Hafadoh, menegaskan bahwa langkah menuntut penurunan Gubernur Khofifah Indar Parawansa di tengah masa jabatan bukanlah solusi yang bijak.

 

Menurutnya, aspirasi masyarakat tetap penting dan wajib diperhatikan pemerintah, termasuk kritik terhadap pengelolaan dana hibah, penolakan penghapusan pajak kendaraan bermotor, maupun keluhan pungutan liar di sektor pendidikan. Namun, Haji Hafadoh menilai semua persoalan tersebut seharusnya diselesaikan melalui mekanisme hukum dan jalur administratif, bukan dengan mengguncang stabilitas pemerintahan daerah.

 

“Gubernur Khofifah baru satu tahun menjalani masa kerja periode ini. Menurunkan seorang kepala daerah di tengah jalan bukan hanya sulit secara konstitusional, tapi juga berpotensi menimbulkan kegaduhan politik yang merugikan masyarakat Jawa Timur sendiri,” tegas Haji Hafadoh.

 

Ia juga mengingatkan bahwa pemerintahan Khofifah selama ini tetap fokus pada program pro-rakyat, mulai dari penguatan ekonomi kerakyatan, perbaikan layanan kesehatan, hingga langkah konkret memberantas praktik pungli di ranah pendidikan. Menurutnya, justru yang perlu dikedepankan adalah pengawalan bersama agar program tersebut berjalan efektif, bukan menebar sentimen untuk menurunkan gubernur.

 

Lebih lanjut, Hafadoh mengingatkan bahwa dalam satu tahun terakhir, Jawa Timur justru mencatat sejumlah capaian penting di bawah kepemimpinan Khofifah. Di antaranya penurunan angka kemiskinan ekstrem dari 1,8% menjadi 1,2% (BPS Jatim, 2024), peningkatan akses pendidikan melalui program beasiswa pendidkan yang menyasar ratusan ribu siswa dan santri kurang mampu, serta penguatan sektor ekonomi kerakyatan lewat perluasan 2.000 lebih kelompok usaha mikro kecil (UMK) binaan Pemprov.

 

“Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa roda pembangunan tetap berjalan. Mari kawal bersama agar program yang sudah ada semakin berpihak pada rakyat. Demo yang emosional tidak akan membawa manfaat, tapi kritik konstruktif justru akan memperkuat Jawa Timur,” jelasnya.

 

Haji Hafadoh menutup dengan ajakan agar masyarakat Jawa Timur menjaga kondusivitas daerah. Ia menekankan bahwa stabilitas politik akan memberi ruang lebih besar bagi pembangunan, ketimbang konflik yang hanya akan mengorbankan kepentingan rakyat.

 

“Trinusa mengajak semua pihak untuk menahan diri. Kita bisa kritis, kita bisa menyuarakan perbaikan, tapi jangan sampai energi kita habis untuk isu politis yang kontraproduktif. Lebih baik kita dorong transparansi, kawal anggaran, dan dukung langkah hukum bila ada indikasi penyimpangan,” tutupnya.