ORGANISASI PEMUDA SHIDDIQIYYAH ( OPSHID) Bangun Rumah Syukur Layak Huni dan Mendonasikannya

SEMARANG, TALIGAMA.COM – Pembangunan Rumah Syukur Layak Huni yang dilaksanakan oleh Organisasi Pemuda Shiddiqiyyah ( OPSHID ) dalam Rangka Tasyakuran Sumpah Pemuda Ke 95 dan Lahirnya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Kegiatan dimulai dengan peletakan batu pertama yang dilaksanakan pada Hari Minggu (17/09/2023)

Bertempat di dusun Macanan, Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang

Kegiatan ini melibatkan
Seluruh warga Shiddiqiyyah Kabupaten Semarang wabil khusus OPSHID FKYME (Organisasi Pemuda Shiddiqiyyah) Front Ketuhanan Yang Maha Esa. Yang di Ketuai oleh Bpk. M. Subchi Azal Tsani Atas petunjuk Sang Guru Mursyid Toreqoh Shiddiqiyyah Kyai Muchammad Muchtar Mu’ti

Pembangunan Rumah Syukur Layak Huni bertujuan untuk membantu warga miskin, yatim – piatu, dan kaum dhuafa , hingga bisa mendapatkan tempat tinggal yang layak dan turut berperan serta aktif dalam pembangunan Bangsa melalui Shodaqoh

Sumber Pendanaan dalam pembangunan berasal dari pendanaan murni murid – murid Shiddiqiyyah secara mandiri tanpa bantuan donasi dari pihak luar. Dengan mengumpulkan uang donasi menurut keikhlasan dan kemampuan masing- masing murid, ada yang berdonasi seribu rupiah, dua ribu dan seterusnya.

Untuk pengerjaan pembangunan dilakukan oleh para relawan dari murid – murid Shiddiqiyyah dengan dibantu Masyarakat sekitar

Pembangunan Rumah Syukur Layak Huni Shiddiqiyyah dalam pelaksanaan pembangunan memiliki target pengerjaan maksimal 40 hari, Namun berkat kerjasama yang baik, gotong royong dan kebersamaan semua pihak, proses pembangunan dapat selesai lebih awal hanya dalam waktu 27 hari kerja.

OPSHID FKYME (Organisasi Pemuda Shiddiqiyyah Front Ketuhanan Yang Maha Esa) di Seluruh Indonesia tahun ini Mempersembahkan Rumah Syukur Layak Huni Shiddiqiyyah dalam rangka Tasyakuran Hari Sumpah Pemuda Ke 95 dan Lahirnya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, mempersembahkan 66 unit Rumah Syukur Layak Huni, yang di donasikan untuk warga miskin, yatim- piatu, dan kaum dhuafa. (Kabiro Semarang Wans)