DEMAK, TALIGAMA NEWS.COM -Diselenggarakan di Mushola Baitul Iman Desa Babalan, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak dan dihadiri masyarakat Babalan, acara tersebut dipanitiai oleh Mahasiswa KKN posko 18 (desa Babalan). Pengajian tersebut digelar sebagai bentuk apresiasi kepada peserta lomba dalam rangka memperingati isra’ mi’raj Nabi Muhammad SAW dan peringatan satu abad Nahdlatul Ulama. Tujuan lain diselenggarakannya acara tersebut adalah sebagai praktek nyata atau bentuk latihan bagaimana kontribusi mahasiswa KKN dalam memanajemen suatu acara.
Adapun rangkaian acara pengajian tersebut diawali dengan pembacaan maulidud diba’ oleh Mahasiswa KKN posko 18 (Desa Babalan), dilanjut dengan pembukaan yang diawali dengan bacaan Ummul Kitab Surotul Fatihah. Rangkaian acara yang selanjutnya adalah pembacaan qiroatul Qur’an oleh saudara Ahmad Nabilul Huda dan Tahlil yang diberkahi oleh Kyai Sholikhul Hadi.
Kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan, adapun sambutan yang pertama diisi oleh ketua panitia dan disusul dengan sambutan oleh Bapak Kepala Desa Desa Babalan, Nor Akfas S.E
“Kuliah Kerja Nyata adalah praktek dari semua teori yang telah diperoleh mahasiswa dari bangku perkuliahan. Oleh karena itu dalam kegiatan KKN tersebut mahasiswa harus semangat dan pandai dalam berkontribusi dalam acara apapun di masyarakat.” Tutur Nor Akfas, S.E selaku kepala desa Desa Babalan.
Memasuki acara inti dari acara tersebut yaitu pemberian apresiasi kepada pemenang lomba dengan kategori lomba membaca Al-Qur’an, lomba menghafal surat pendek, lomba adzan, lomba menghafal bacaan sholat, dan lomba pembawaan nasyid sholawat dalam rangka memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan peringatan satu abad Nahdlatul Ulama yang telah diselenggarakan pada hari Ahad 19/02/2023. Selain itu, adapun pemberian mushaf Al-Qur’an kepada semua peserta lomba sebagai bentuk apresiasi karena keikut sertaannya dalam menyemarakkan lomba tersebut.
Acara yang paripurna adalah Mauidhoh Hasanah dan doa penutup yang diisi oleh bapak Kyai Shofiyulloh Mustofa dari Ambarawa.
“Wong urip kui bakal nemoni telu perkoro
1. Wong urip kui mesti tuo
2. Wong urip kui mesti loro
3. Wong urip kui mesti ilang seko ndunyo” tegas beliau dalam Mauidhoh yang disampaikannya.
(KABIRO DEMAK MK)